Rabu, April 16, 2008

PERI TAK BERNURANI

Sapaan sadis laknat menghujat
Mengalir deras tanpa sekat
Pembenaran diri selalu mencuat
Membentengi hati yang telah cacat


Wahai setan berwajah peri
Terbuang kemana secuil nurani
Masih adakah sejumput hati
Di jiwa yang telah mati



rhany,mksr 13/04/08

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Duh segitu syahdunya sampe hatiku aku pegang erat2 biar gak diambil setan walaupun hanya sejumput...:D:D:D

RWM Boong Bethony mengatakan...

Rhany...makasih udah mampir ke blog space-ku.
Untuk menghasilkan Puisi yang baik, ada beberapa hal perlu di perhatikan a.l. :
1. Pemilihan kosa kata yang tepat untuk menggambarkan atau mengganti semua pemikiran/ide atau cerita yang hendak kita tuang dalam bentuk Puisi.
Contoh : "Menjelang pagi, kubasuh wajahku untuk menghadapMu" dapat kita ganti dengan "Pada ujung malam ku bilas rupa menyembah" coba bandingkan kedua kalimat tersebeut diatas! Artinya sama, yaitu "SOLAT SUBUH" tetapi pada kalimat ke-dua terlihat lebih berisi, dan sangat apresiatif!
2. Tiap kalimat dalam satu bait, memiliki arti yang berkesinambungan. Dalam istilah Sastra "Strata Makna". Demikian pula bait pertama kebait berikutnya dan seterusnya. (Banyak orang pandai membuat kalimat Puistis, tetapi satu sama lain tidak berkesinambungan) dalam hal ini, contoh bisa di lihat pada beberapa puisi karya2 Valentinus, lifespirit, juga Arch222, yang pandai membuat kalimat-kalimat Puitis tetapi tidak mampu membuat Puisi dalam Strata Makna.
3. Jangan ragu, menuangkan ide/inspirasi/cerita/pemikiran, pengalaman, dalam bentuk Puisi. Tulis saja. Lalu baca lagi tulisan itu, lalu pikirkan kosa kata yang tepat untuk membuat puisimu lebih berisi dan mampu memberi apresiasi pada para pembaca (tapi ingat, kosa kata tidak harus selalu menjadi ukuran, sebab banyak juga puisi-puisi uang di buat dengan kosa kata yang sederhana, tapi indah)
Itu dulu ya? Oh ya..Nakke skarang rii kampunna to Jerman...